Sutan Riska Hadiri Kenduri SKO di Desa Tanjung Tanah

DAERAH, KERINCI499 Dilihat

NARASIJURNAL.COM, KERINCI – Orang nomor satu di Kabupaten Dharmasraya, sekaligus Ketua Apkasi Indonesia, Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri acara Kenduri SKO di Desa Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, Jum’at (13/05/22). Kedatangan Bupati Dharmasraya ke Kerinci merupakan undangan anak jantan anak betino di Tiga Luhak Tanjung Tanah. Yaitu Luhak Depati Talam, Luhak Depati Bumi dan Luhak Depati Sekumbang.

Acara itu diawali dengan berkumpulnya para Depati di tiga luhak, tokoh adat, dan masyarakat Tanjung Tanah. Sementara Sutan Riska Tuanku Kerajaan bergabung yang didampingi oleh Ninik Mamak dan Tokoh LKAAM Dharmasraya. Usai berkumpul, para peserta kenduri berjalan ke rumah pucuk Depati Talam yang berjarak beberapa puluh meter. Perjalanan ini diiringi oleh ratusan masyarakat dan didampingi bunyi gong sebagai pengiring.

Selanjutnya, berpindah ke rumah pucuk Depati Sekumbang. Di sini proses pembersihan dilakukan terhadap Sko yang terdiri dari satu buah peti dari seng, satu batang buluh, dan kain berwarna hitam, putih, dan merah putih.

Menurut Sutan Riska Tuanku Kerajaan, ia atas nama Raja-Raja di Dharmasraya diundang oleh Depati Talam, Depati Sekumbang, dan Depati Bumi di Desa Tanjung Tanah Kerinci. Oleh karena itu, beliau menyempatkan datang untuk menghadiri acara tersebut.

“Suatu kehormatan bagi kami, karena telah diundang datang ke Kerinci, untuk menyaksikan acara ini. Untuk itu, kami datang bersama LKAAM dan Ninik Mamak untuk menyaksikan pembukaan Kenduri Sko yaitu Naskah Tanjung Tanah, Naksah Melayu tertua di dunia,” terang Bupati Dharmasraya dua periode.

Kata Sutan Riska, alasan Dharmasraya diundang, karena dalam naskah tertua itu ada pernyatan yang menyebut Dharmasraya dan itu tulisan yang disebut dengan tulisan Incung, yaitu tulisan melayu tertua. “Ini adalah kebudayaan yang harus terus dipertahankan dan cara mewujudkan masyarakat saat ini untuk tahu sejarah pada masa lalunya,” bebernya lagi.

Sekedar informasi, Kenduri SKO itu sendiri adalah salah satu kearifan lokal masyarakat Kabupaten Kerinci yang masih dilestarikan hingga hari ini. Kenduri ini merupakan tradisi turun temurun paling sakral bagi masyarakat Kerinci. Sebab Kenduri SKO ini kental dengan sejarah dan budaya leluhur. Dalam pergelaran Kenduri SKO Tiga Luhah Tanjung Tanah menampilkan berbagai adat budaya lokal, salah satunya adalah tari Pukat.

Tari Pukat merupakan tari asli Desa Tigo Luhah Tanjung Tanah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Tari ini diperankan oleh beberapa penari lak- laki yang membawa pukat sebagai penangkap ikan. Sedangkan wanita membawa tangguk.Dalam sinopsisnya, tari Pukat menceritakan mata pencaharian masyarakat Tiga Luhah Tanjung Tanah pada zaman dahulu sebagai nelayan tradisional yang menangkap ikan dengan Pukat (jaring) dan tangguk.

Tari Pukat juga menggambarkan letak geografis Tigo Luhah Tanjung Tanah terletak persis di pinggir Danau Kerinci, sehingga para nelayan tradisional pada zaman dahulu demi mencukupi kebutuhan sehari- hari. Mereka sangat terbiasa mengarungi ombak dan gelombang yang menerpa tanpa pernah ada rasa takut. Tari Pukat, dapat diartikan sifat kerja keras dan tanggung jawab tanpa ada kata menyerah masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah terhadap keluarga mereka pada waktu itu, yang notabene sebagai nelayan tradisional.

Tradisi menangkap ikan dengan Pukat hingga kini masih banyak ditemukan di daerah Kerinci khusuanya di Tigo Luhah Tanjung Tanah. Biasanya Pukat dipasang ketika sore hari menjelang malam, untuk kemudian diambil kembali saat pagi. Tradisi inilah yang kemudian melahirkan suatu tari kreasi dari Tanjung Tanah yang bernama tari Pukat.(mde)