Kampus Power Ranger Indonesia : Unand Menuju Perguruan Tinggi Unggul di Mata Dunia

Berita, PENDIDIKAN21586 Dilihat

   Sebagai salah satu alumni dari Universitas Andalas, saya merasa sangat bangga pernah berada dan menempuh pendidikan sarjana saya di salah satu universitas Indonesia yang dapat dibanggakan. Kenapa tidak, sebagai salah satu universitas di Indonesia. Universitas Andalas memiliki ciri khas tersendiri. Baik itu dari bentuk gedungnya yang menurut saya sangat megah dan memiliki mutu dan kualitas tenaga pengajar yang sangat handal. Tak hayal, sebagai salah satu universitas ternama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara Universitas Andalas telah memberikan sumbangsih yang sangat besar untuk kemajuan Sumber Daya Manusia di Indonesia. Bahkan, gedung yang dimiliki oleh Universitas Andalas terkenal sangat megah dan terkenal sebagai markas nya Power Ranger. Apa saja sumbangsih Unand untuk kemajuan Indonesia ? dan bagaimana sejarah Unand menjadi salah satu universitas tertua di luar pulau Jawa ?

 

MAYA DWI EFFENDI – NARASI JURNAL

 

Sejarah Berdirinya Universitas Andalas

Universitas Andalas merupakan universitas tertua di luar Pulau Jawa, yang berdiri di Pulau Sumatera tepatnya di Sumatera Barat pada tanggal 23 Desember 1955 yang terletak di Kota Padang. Unand diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Hatta, saat itu Unand merupakan universitas keempat yang diresmikan oleh Pemerintah Indonesia. Kehadiran Universitas Andalas di mata bangsa dan Negara Indonesia merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting kala itu. Pasalnya, setelah bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan dan telah memploklamirkan kemerdekaannya. Pemerintah berharap agar para generasi muda Indonesia dapat menjadi generasi yang dapat dibanggakan, dan dapat menjadi generasi yang terdidik dan menjadi para pemimpin bangsa Indonesia kedepannya. Generasi muda itulah, yang diharapkan dapat membawa kemajuan untuk Negara dan bangsanya di mata dunia.

Berdasarkan https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Andalas cikal bakal pendirian Unand adalah adanya pendirian enam akademi. Diantaranya Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, Akademi Kadet, Akta A Bahasa Inggris dan Sekolah Indpektur Polisi. Enam akademi tersebut berada di Bukittingi. Dan akhirnya Yayasan Pendidikan bernama Yayasan Sriwijaya untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi Hukum Pancasila (BPTHP) di Padang pada tanggal 17 Agustus 1951. Kemudian pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di Batusangkar pada tanggal 23 Oktober 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian di Payakumbuh pada tanggal 30 November 1954, dan Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) di Bukittingi pada tanggal 7 September 1955. Akhirnya Yayasan Sriwijaya menyerahkan BPTHP kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Tenggah, dan berubah nama menjadi Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Kelima fakultas itulah yang menjadi cikal bakal dalam mendirikan Universitas Andalas. Dan merupakan universitas pertama yang didirikan di  Pulau Sumatera.

Nama Universitas Andalas ini merupakan usulan dari Bung Hatta. Nama Andalas merujuk pada nama Pulau Sumatera yang waktu itu terkenal dengan Pulau Andalas. Peresmian Universitas Andalas ini dilaksanakan di Bukittingi pada tanggal 13 September 1956.  Walaupun nama Andalas merupakan terkesan regional, namun Bung Hatta berharap kehadiran Universitas Andalas dapat dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Hal  ini jelas tertuang dalam piagam pendiriannya “Guna mempertinggi ketjerdasan Bangsa Indonesia dalam arti jang seluas-luasnja dalam berbagai-bagai ilmu pengetahuan”. Dan dalam lambangnya pun tertera kalimat “Universitas Andalas Untuk Kedjayaan Bangsa”.

 

Markas Power Ranger Indonesia yang Terkenal

 

Sebagai universitas tertua di luar pulau Jawa, Pemerintah Indonesia saat itu binggung menentukan dimana lokasi pembangunan gedung Universitas Andalas. Awalnya pembangunan Universitas Andalas akan dibangun di Ulu Gaduik Kecamatan Lubuak Kilangan. Namun karena lokasinya berdekatan dengan pabrik semen milik PT Semen Padang, maka lokasi di Ulu Gaduik tidak direalisasikan. Dikarenakan takut mahasiswa, para tenaga pengajar dan para pegaai Unand kena polusi dari pabrik semen tersebut.

Untuk itu, ada tiga alternatif lainnya yang diajukan. Antara lain adalah Bukit Tambun Tulang yang berada di Lembah Anai, Tunggul Hitam dekat Bandara Tabing dan Bukik Karamuntiang. Nah, di pilihan ketigalah yakni di Bukik Karamuntiang yang menjadi lokasi pembangunan kampus Universitas Andalas. Keberadaannya berada di Kenagarian Limau Manih Kelurahan Koto Panjang Kecamatan Pauah, dan terletak sekitar 15 km sebelah timur Kota Padang. Hingga saat ini, Universitas Andalas juga terkenal dengan sebutan Kampus Limau Manis.

Usaha penyatuan kampus Universitas Andalas ini dimulai pada masa era Rektor Prof.dr. Busyra Zahir (1968-1976), karena pada masa itu kampus Unand tersebar di berbagai Kota Padang. Setelah itu, usaha penyatuan ini dilanjutkan oleh Rektor Prof.Drs.Mawardi Yunus. Dan dimulainya pembangunan Kampus Limau Manis secara simbolis dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Dr.Fuad Hassan, dengan meletakkan batu pertama pada tanggal 11 Maret 1986. Pembangunan ini dilakukan secara bertahap, dengan dibangunnya gedung Rektorat, perkuliahan, Fakultas, jurusan, laboratorium, perpustakaan, asrama dan sebagainya. Hingga saat ini pembangunan sarana dan prasarana kampus Limau Manis masih terus berlanjut, walaupun pemanfaatannya dudah dilakukan sejak tahun 1989.

Berdasarkan https://www.unand.ac.id/id/tentang-unand/selayang-pandang/sejarah.html gedung yan pertama digunakan adalah gedung rektorat. Sedangkan fakultas yang pertama pindah ke kampus Limau Manis adalah Fakultas Sastra pada tahun 1990. Kemudian disusul oleh Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan dan FMIPA pada tahun 1991. Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum pindah pada tahun 1995. Fakultas Teknik merupakan fakultas yang terakhir pindah dari kampus Air Tawar, dan kepindahannya pun dilakukan secara bertahap selama kurun waktu 7 tahun dari tahun 2000 hingga tahun 2007. Sedangkan Fakultas Kedokteran belum pindah, akan tetapi sebagian perkuliahannya dilaksanakan di gedung baru Fakultas Kedokteran Kampus Limau Manis sejak tahun 1013. Saat ini juga, masih dilakukan pembangunan konstruksi hospital university yang berada di lokasi pengembangan Fakultas Kedokteran Unand Kampus Limau Manis.

Kampus Limau Manis diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 4 September 1995. Dalam pidatonya ia menyampaikan, “Kita semua berharap agar kampus baru Universitas Andalas ini akan memberikan suasana baru pula kepada segenap sivitas akademikanya. Dengan kampus yang baru ini, saya minta Saudara-saudara untuk bekerja lebih giat dan lebih tekun, agar universitas ini tidak saja menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas, tetapi mampu pula menghasilkan pemikiran-pemikiran segar bagi kemajuan bangsa serta menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya percaya, bahwa generasi muda yang menuntut ilmu di universitas ini, adalah generasi baru yang bersemangat dan mempunyai tekad baru untuk meneruskan perjuangan para pendahulu kita, ialah mengisi kemerdekaan dengan amal-amal perbuatan nyata, yang dapat dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat”. Dan hingga saat ini pun Universitas Andalas tetap berdiri kokoh, dan berhasil mengeluarkan lulusan lulusan terbaiknya dari berbagai fakultas fakultas yang ada di Universitas Andalas.

Kampus Limau Manis berada di 15 km dari Kota Padang dengan luas area seluas 500 hektar. Daerah ini biasa disebut sebagai Bukit Karamuntian atau Hill of Rhodomyrtus Tomentosa, terletak pada ketinggian lebih kurang 255 meter diatas permukaan laut. Kampus Limau Manis menghadap ke Kota Padang dengan pemandangan Samudera Hindia yang biru membentang di sebelah Barat. Sedangkan pada bagian Timur berjejer Bukit Barisan, di sisi Utara terdapat lembah yang masing-masingnya dialiri oleh anak sungai. Dengan kondisi yang sangat asri dan hijau memberikan suasana yang nyaman dan panorama alam yang sangat indah.

Kampus Universitas Andalas ini bukan hanya berada di Kota Padang saja, tetapi ada dua kampus yang berada di luar Kota Padang. Diantaranya adalah Kampus Unand II Payakumbuh dimulai pada tahun 2009, dengan dua prodi dibawah pengelolaan Fakultas Ekonomi, yakni Prodi Ekonomi Pembangunan dan Manajemen. Dan pada tahun 2012 ditambah lagi Prodi Ilmu Pertenakan. Kampus ketiga yakni Kampus Unand III yang berada di Kabupaten Dharmasraya, yang dimulai pada tahun 2012 dengan membuka Prodi Argoekoteknologi.

Universitas Andalas merupakan salah satu universitas yang terbilang terluas dan termegah di Asia Tengara. Ada lima universitas Indonesia yang masuk dalam kategori tersebut, diantaranya adalah Universitas Sriwijaya yang memiliki luas 712 hektar dan sering disebut sebagai kampus paling luas di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. Kedua, Universitas Riau yang memiliki luas 700 hektar. Ketiga Universitas Andalah yang memiliki luas 500 hektar. Keempat Universitas Sumatera Utara yang memiliki luas 116 hektar, dan Universitas Indonesia yang memiliki luas 320 hektar.

Bangunan Universitas Andalas memang memiliki ciri khas tersendiri, bahkan dengan ciri khas yang unik inilah yang membuat Universitas Andalas dikenal dengan sebutan Markas Power Ranger dengan mahasiswanya adalah mahasiswa ranger. Bangunannya memiliki arsitektur yang sangat unik, merupakan kombinasi dari model atap tradisional Minangkabau yakni tanduk kerbau dan struk yang bergaya modern. Untuk gedung rektoratnya, desain atap rumah gadangnya tidak sepenuhnya ada, hanya satu satunya desain khas rumah gadang pada rektorat adalah di ujung atapnya yang dibuat runcing. Dan seluruh bangunannya dilapisi dengan batu granit. Selain gedung rektorat ada juga gedung perpustakaan dan gedung pasca sarjana yang terlihat sangat mirip dengan markas film hero pada zaman tahun 1999. Karena semua orang yang merasakan di tahun 99, pasti akan menyukai film power ranger. Pahlawan dengan kostum dan memiliki markas yang mirip dengan gedung rektorat dan perpustakaan kampus Unand Limau Manis.

 

Menuju Perguruan Tinggi Kelas Dunia

 

Pada tahun 1964, Universitas Andalas berhasil mewisuda mahasiswanya diantaranya adalah Fakultas Pertanian sebanyak empat orang sarjana. Tahun 1965 Fakultas Ekonomi berhasil mewisuda mahasiswanya sebanyak lima orang sarjana dan Fakultas Kedokteran sebanyak enam orang dokter. Tahun 1969 FIPIA Jurusan Biologi berhasil mewisuda satu orang sarjana. Dan pada tahun 1970 Fakultas Peternakan berhasil mewisuda 1 orang sarjana. Mahasiswa yang terkenal diwisuda kala itu adalah Rudito Rachmad sebagai sarjana hukum pertama, dan pada tahun berikutnya ada empat orang mahasiswa Hukum kembali diwisuda. Diantaranya adalah Herman Sihoming, Zawier Zienser, Eddy ang Ze Siang dan Mr Djalaluddin Ilyas. Itulah nama nama sebagai lulusan yang pertama di Universitas Andalas.

Dengan berhasilnya mahasiswa yang diwisuda, membuat Universitas Andalas semakin hari semakin diincar oleh para generasi muda Indonesia yang ingin menimba ilmu. Sehingga sampai saat ini Universitas Andalas terus menjadi incaran utama para lulusan SMA sederajat. Dan membuat mereka harus berjuang ekstra kuat untuk menjadi mahasiswa mahasiswa Universitas tertua di Sumatera.

Semakin percayanya Pemerintah Indonesia terhadap Universitas Andalas, maka di usia ke-65 tahun Unand mendapatkan kado yang paling indah. Yakni Presiden Joko Widodo secara resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 95 Tahun 2021, tentang resminya Universitas Andalas menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH). Serta kampus yang ke-13 yang memiliki status PTN-BH. “Alhamdulillah, pada dies natalis kali ini, Unand resmi menjadi PTN-BH pada tanggal 13 September 2021. Ini merupakan kado terindah bagi Unand,” tegas Rektor Unand, Prof Yuliandri dalam konferensi pers bersama media, sehari sebelum perayaan dies natalis Unand.

Usaha untuk meraih PTN-BH ini sudah dilakukan sejak tahun 2015 yang lalu, sudah tiga rektor yang berjuang untuk meraih status tersebut sejak mandat yang diberikan dari Menristek.  Tiga rektor yang telah berjuang diantaranya adalah Rektor Werry Darta Taiful, Rektor Tafdil Husni dan terakhir yang melanjutkan dan meloloskannya adalah Rektor Yuliandri. “Perjuangan panjang ini merupakan kerja keras dari estafet tiga rektor Unand. Mulai dengan persiapan perubahan status Unand dari BLU menjadi PTN-BH,” ungkap Yuliandri lagi.

Berdasarkan sumber https://www.gemajustisia.com/dari-penolakan-sampai-harapan-presiden-drama-panjang-ptn-bh-universitas-andalas.html dengan berubahnya status Unand sebagai PTN-BH maka akan ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh Unand. Seperti hak otonomi baik dibidang akademik, maupun non akademik. Termasuk kemandirian tata kelola dan pengambilan keputusan yang dimiliki oleh PTN-BH. Serta pengaturan yang terkait dengan system pengelolaan, system penjaminan mutu serta pengelolaan asset dan keuangan PTN-BH tersebut. Namun, Unand nantinya tidak akan mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah, tidak ada lagi dana subsidi PTN. “Walaupun kita tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah lagi, kita akan diberikan kebebasan untuk mencari dana dari pihak manapun. Untuk melaksanakan kegiatan kampus, untuk pengembangan infrastrukturnya ataupun pengembang pengembangan lainnya,” kata Yuliandri lagi.

Berdasarkan data dari laman http://p2k.um-surabaya.ac.id/id3/1-3045-2942/Andalas_30110_p2k-um-surabaya.html menjelaskan bahwa pada Majalah Tempo edisi Maret 2006 Unand berada pada posisi ke-14, dalam analisnya terhadap kapasitas alumni Unand dapat diserap oleh dunia usaha. Sedangkan posisi 13 sampai posisi pertama ditempati oleh perguruan tinggi yang berada di Pulau Jawa. Hal ini membuktikan bahwa Unand menduduki posisi pertama di Pulau Sumatera. Dan pada tahun 2008, Majalah Tempo kembali merilis bahwa Unand sebagai noda satu perguruan tinggi. Dalam hal ini alumni Fakultas Pertanian dan Sastra merupakan fakultas yang paling dinikmati oleh berbagai instansi dalam merekrut tenaga kerjanya.

Dan pernah tercatat di tahun 2011, sesuai hasil survey situs Webometrics bahwa Unand termasuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di ASEAN yakni berada di posisi ke-26 atau peringkat ke 8 di Indonesia, terbaik di luar Pulau Jawa. Tahun 2012, Unand kembali menduduki peringkat 38 di Indonesia. Universitas Andalas juga memiliki 130 Guru Besar atau Profesor, dan merupakan universitas yang memiliki Guru Akbar terbanyak di Sumatera (Per 24 September 2010). Selain itu, Fakultas Kedokteran (FK) Unand merupakan FK pertama di Indonesia yang menjadi pionir dalam melaksanakan pendidikan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang bertugas sama dengan Health Workforce and service (HWS) project dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional dan juga merupakan noda satu dari 13 Fakultas Kedokteran di Indonesia yang diakui atau terakreditasi oleh Pemerintah Malaysia.

Diketahui juga pada laman https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/akW56W0N-unand-jaga-peringkat-webomatrics, bahwa Unand pada tahun 2020 tetap menjaga komitmennya untuk menjaga kualitas civitasnya, sehingga Unand mampu menduduki di posisi 13 universitas terbaik se-Indonesia versi Webomatrics. Sebelumnya, pada tahun 2019 Unand berapa diposisi ke-16. Pada tahun 2021 ini, Unand berada di posisi delapan di Indonesia dan berada diposisi 967 di dunia. Pengumuman ini berdasarkan versi Webometric yang dirilis pada Agustus 2021. Hal ini merupakan suatu prestasi dari Unand untuk terus melakukan perubahan, perbaikan dan kemajuan disegala bidang yang dilakukan secara berkesinambungan. Dan dapat menjadi sebuat Perguruan Tinggi yang menjadi mendunia dan terbaik di Indonesia maupun di dunia.

10 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia yakni peringkat pertama diraih oleh Universitas Indonesia, kedua itu ada Universitas Gajah Mada. Peringkat ketiga ditempati oleh IPB University, peringkat keempat itu ada Institut Teknologi Sepuluh November, peringkat kelima ada Universitas Brawijaya, peringkat keenam itu ada Universitas Airlangga, peringkat ketujuh ada Telkom University, dan Universitas Andalas menempati posisi kedelapan perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Posisi kesembilan Universitas Bina Nusantara dan posisi kesepuluh ITB.(****)