Tokoh Tanah Tumbuh Sayangkan Insiden Arogansi Terhadap Hamas

BUNGO327 Dilihat

NARASIJURNAL.COM, BUNGO – Tokoh asal Kecamatan Tanah Tumbuh, H.M Tommy Usman menyanyangkan insiden arogansi yang terjadi terhadap calon Bupati Bungo nomor urut 2, H Mashuri di Kampung Padang, Dusun Tanah Tumbuh, Kecamatan Tanah Tumbuh, Sabtu sore (21-11-2020). Sebagai putra Tanah Tumbuh, Tommy Usman mengaku sangat malu insiden tersebut terjadi.

Hal itu diungkapkan Tommy dalam kampanye virtual di studio Media Center Hamas-Apri, Sabtu malam yang ditayangkan secara live pukul 20.00 WIB.

Kampanye virtual dari studio Media Center Hamas-Apri, Sabtu malam(21-11-2020). Kali ini mengangkat tema, Pilkada Damai Jangan Rusak dengan Cara “Premanisme”.

“Hal ini sudah 20 tahun hilang. Sejak zaman pak Zulfikar. Saya ikut mendidik. Tapi kenapa sekarang muncul lagi,” kata Tommy yang hadir sebagai narasumber bersama salah satu tokoh senior Kabupaten Bungo, H Hasan Ibrahim yang juga ikut bersama rombongan Hamas saat itu.

Menurut Tommy, dia berkeyakinan yang berbuat seperti itu adalah oknum segelintir orang yang salah dalam memahami kepribadian Hamas yang dia nilai sangat baik dan agamais. Sehingga dia menduga ketidaktahuan itu dimanfaatkan oleh pihak yang tidak senang dengan Hamas.

“Apapun alasannya saya menyesalkan hal ini,” kata pensiunan PNS yang diketahui selalu menduduki jabatan penting di pemerintahan Kabupaten Bungo, seperti Asisten I, Kepala Bapeda, Kepala Dinas Pertambangan dan sejumlah jabatan penting lainnya.

Sebagai putra Tanah Tumbuh dia sangat khawatir insiden ini akan merusak citra baik warga Tanah Tumbuh yang sudah dibangun dengan cara yang cerdas sejak awal Zulfikar Ahmad menjabat Bupati Bungo.

Padahal katanya masih terlalu banyak tokoh dan warga Tanah Tumbuh, bahkan mayoritas sangat mendukung serta menginginkan Hamas-Apri kembali memimpin Kabupaten Bungo. Tapi itu dirusak oleh ulah oknum segelintir orang, yang dia yakini otaknya tak sampai 20 orang.

“Saya jamin warga Tanah Tumbuh tidak begitu. Saya yakin nantik mereka akan menyesal,” ulas Tommy.

“Ada sebelas Desa(dusun) di Tanah Tumbuh, cuma satu yang begini. Satu ini bukan semua. Saya yakin cuma dua puluh orang,” kata Tommy lagi.

Hal itu kata Tommy setelah dirinya memastikan langsung dengan tokoh dan ninik mamak setempat. Hasilnya, ninik mamak tidak ada yang tahu. Maka sebagai putra Tanah Tumbuh dia sudah mendorong Tokoh Tanah Tumbuh untuk mendudukkan persoalan ini. Sekaligus meminta maaf atas insiden yang menciderai citra baik keluarga besar Tanah Tumbuh tersebut.

“Sebagai warga saya sampaikan permohonan maaf kepada bapak H Mashuri. Ini bukan kehendak tokoh Tanah Tumbuh. Saya yakin ini hanya segelintir orang yang menerima pemahaman yang salah dengan sosok H Mashuri. Ini sangat menyedihkan warga Tanah Tumbuh. Tidak semua begitu. Masih terlalu banyak yang baik. Bahkan terlalu banyak yang mendukung Hamas-Apri,” kata Tommy kepada dua moderator Ahmad Ramadhan dan Solahudin dalam acara yang ditayangkan secara live dan bisa disaksikan di fanspage Facebook mashuri hamas tersebut.

Sementara H Hasan Ibrahim menilai, apapun alasannya kata Dia insiden itu adalah kesalahan yang sudah keterlaluan. Hamas sambung tokoh yang pernah empat periode menjadi anggota DPRD baik di Kabupaten Bungo maupun Provinsi Jambi ini adalah seorang bupati aktif yang sedang cuti. Apalagi Hamas saat itu datang menghadiri undangan demi menghargai tuan rumah dan warga setempat yang sedang menggelar pesta pernikahan.

Insiden itu sambung Hasan Ibrahim sudah melanggar paling tidak dua aturan hukum. Baik hukum pemerintahan maupun hukum adat.

Lalu katanya, kalau ada yang membelokkan isu insiden itu ke ranah covid-19. Karena khawatir dengan Hamas setelah istrinya Hj Verawati Mashuri terpapar Covid-19, menurut Hasan Ibrahim isu itu tidak beralasan. Sebab, Hamas sudah isolasi, lalu sejak beberapa hari lalu sudah mengumumkan hasil sweb negatif. Bahkan itu sudah dilakukan beberapa kali.

Sehingga katanya insiden itu dikaitkan dengan Covid-19 sangat tidak tepat dan hanya terkesan mengada-ngada. Bahkan dia menuding yang membelokkan isu itu tidak membaca situasi.

Sebab, kalau benar karena khawatir dengan Covid-19, menurut H Hasan kenapa tidak menghadang mobil jenazah salah satu tokoh Kabupaten Bungo sekaligus dokter spesialis, Tibroni Ayub yang sudah jelas-jelas melintas hari itu dari Padang. Yang diketahui almarhum meninggal dunia karena Covid-19.

“Kalau masalah Covid-19, tokoh Bungo dokter Tobroni, jelas-jelas kenapa tidak dihadang,” kata sosok yang juga mengungkapkan dia bersama Hamas serta rombongan ikut melayat, mendoakan dan menyampaikan ucapan duka yang dalam atas kepergian Almarhum Tobroni Ayub.(tmc)