NARASIJURNAL.COM, BUNGO – Pengakuan H Mashuri dan H Safrudin Dwi Apriyanto (HAMAS-APRI) adalah pemimpin yang baik tak hanya datang dari masyarakat Kabupaten Bungo. Tetapi juga muncul dari para ulama dari pusat, seperti Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri.
Ulama dari Jakarta yang memimpin Majelis Al-Mustafawiyah dan Mursyid Tariqoh Rifa’iah ini mengungkapkan hal itu saat mengunjungi HAMAS, Minggu malam(01-11-2020). “Pemimpin suatu kaum adalah pelayanan kaum tersebut. Dan saya lihat InsyaAllah karakter itu ada pada bapak,” kata Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri saat memberikan plakat sederhana kepada HAMAS dalam doa bersama dan jamuan makan malam tersebut.
Pada kesempatan itu, Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri sekaligus sebagai pembina Majlis Al-Mustofa SAW di Kabupaten Bungo juga mendoakan HAMAS-APRI agar bisa berhasil dalam setiap usaha dan perjuangan yang baik. Salah satunya kata Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri, HAMAS-APRI begitu perhatian dengan syiar agama Islam.
Buktinya kata Dia, HAMAS-APRI terlihat memiliki keseriusan dalam membina umat, terbukti selalu mengunjungi bahkan dalam suasana hujan lebat sekalipun tetap datang memenuhi undangan pengajian di Ponpes Darul Furkon Lubuk Kayu Aro beberapa waktu lalu. Yang mana saat itu dirinya juga hadir mengisi pengajian.
“InsyaAllah apa-apa yang dicita-citakan tercapai. Hujan-hujan lebat tetap datang ke lubuk Kayu Aro,” ulasnya mengenang kebersamaan bersama HAMAS saat itu.
Dalam ajang silaturahmi di kediaman pribadi HAMAS tersebut, Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri, bersama para muridnya seperti H Abdi dan Pimpinan Ponpes Darul Furkon Lubuk Kayu Aro Ustadz Safarudin juga bersalawat bersama HAMAS. Tujuannya agar semua perjuangan yang baik, termasuk perjuangan HAMAS-APRI bersama masyarakat Kabupaten Bungo diridhoi oleh Allah SWT.
“Beliau sangat mencintai ulama. Mencintai Habaib dan mencintai solawat,” kata Pimpinan Ponpes Darul Furkon Lubuk Kayu Aro Ustadz Safarudin.
Sementara HAMAS dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan dari Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri, anggota majelis dan para ulama lainnya.
Pada kesempatan itu, HAMAS meminta doa dan dukungan agar dirinya dan APRI diberi kesabaran dalam menghadapi tantangan dalam memimpin dan perjuangan saat ini. Seperti dijauhkan dan diberi kesabaran dalam menghadapi fitnah, hasat, hasut dan sifat-sifat jelek lainnya.
Katanya, selama empat tahun memimpin Kabupaten Bungo, bersama APRI dirinya memang memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bumi langkah serentak limbai seayun. Salah satunya di bidang penanaman nilai-nilai keagamaan.
Sebab katanya, pembangunan fisik adalah penting. Tetapi pembangunan karakter anak bangsa jauh lebih penting lagi. Oleh karena itu, dirinya bersama APRI sejak menjadi Bupati membuat kebijakan perayaan tahun baru Masehi yang biasa dilakukan dengan cara yang kurang tepat, diganti dengan salawatan.
Lalu tahun baru Hijriah yang sebelumnya tidak diperingati di pemkab Bungo, sejak menjadi Bupati diperingati dengan kegiatan positif. Seperti perlombaan-perlombaan kegiatan islami yang melibatkan anak-anak pesantren dan madrasah. Bahkan saat kegiatan puncak digelar tabligh akbar.
Sebagai pemimpin dia juga memakai istilah adat Kabupaten Bungo yaitu “Mandi Kudo”. Pemimpin tidak hanya pandai menyuruh, tetapi juga terjun langsung lebih dahulu mengajak masyarakat. Salah satunya hal itu dilakukan pada program salat subuh berjamaah (Basuh)setiap hari. Basuh katanya melibatkan pejabat daerah keliling Kabupaten Bungo dari satu mesjid ke mesjid lainnya dan itu sudah berjalan tiga tahun sebelum Covid-19.
Hal lain katanya membantu Madin di Kabupaten Bungo. Seluruhnya ada 350 Madin yang terdaftar. Setahun pemkab Bungo menggelontorkan dana Rp5 miliar untuk itu. Sebab katanya, kalau tidak dibantu bisa saja banyak Madin yang akan mati suri. Sehingga dia bersama APRI berkomitmen agar Madin tetap bisa eksis untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak di Kabupaten Bungo.
Pesantren juga demikian, dibantu Rp15 juta pertahun. Namun, untuk ponpes Pemkab Bungo katanya hanya menyediakan anggaran. Sementara rekomendasinya dari Kemenag. Namun bantuan untuk Ponpes ini hanya bagi yang sudah memiliki izin. Sebab, memberikan bantuan kepada ponpes yang tidak memiliki izin adalah menyalahi aturan hukum. Untuk itu dia meminta maaf, sekaligus Ponpes yang belum memiliki izin diharapkan segera urus izin supaya juga bisa diberi bantuan.
Tahun lalu kata Hamas jumlah yang mendapat bantuan ada 33 Ponpes, namun tahun ini bertambah 3, sehingga menjadi 36 Ponpes.
“Kami berupaya semaksimal mungkin untuk kegiatan keagamaan ini. Biarlah kito ini bodoh-bodoh dikit soal agama. Jangan sampai generasi kito samo kayak kito. Makanya soal agama ini kami prioritaskan betul, supaya anak-anak kito nantik biso memberikan pelajaran yang baik kepada generasi berikutnya,” pungkas HAMAS kepada Al-Habib Ridho Bin Fuad Al-Gadri dan anggota majelisnya.(tmc)