NARASIJURNAL.COM, Bungo,– Sudah menjadi tradisi yang dilkukan oleh para ulama terdahulu. Menyantuni dan mengusap kepala anak yatim setiap bulan Asyura’ pada 10 Muharram 1442 Hijriah. Tahun ini, bertepatan 29 Agustus 2020.
Seperti halnya dilakukan masyarakat Kampung Pasar Bedaro Kecamatan Muko muko Bathin VII, Kabupaten Bungo. Tradisi menyantuni anak yatim di Dusun ini sudah menjadi rangkaian yang tak bisa dilupakan oleh masyarakat setempat.
Kekompakan pun tercipta, para kaum ibu-ibu bergotong-royong membuat bubur yang diberi nama bubur asyura’. Sementara pengurus Masjid mengumpulkan sumbangan dari masyarakat yang kan diberikan kepada anak yatim tersebut.
Pegawai Syara’ mengundang masyarakat menuju ke Masjid untuk mengikuti acara usap kepala anak yatim. Sebelum rangkaian mengusap kepala anak yatim ini, terlebih dahulu dilakukan tausiah ceramah agama mengenai bulan Asyrua’.
Selanjutnya, setelah sumbangan dari masyarakat telah terkumpul, pengurus Masjid mengumumkan kepada jamaah yang hadir, jumlah santunan yang akan diberikan kepada anak yatim.
Akhir acara pengusapan kepala anak yatim ini, masyarakat melanjutkan makan bubur secara bersama yang telah disiapkan oleh kaum ibu tersebut.
Tokoh Masyarakat Dusun Bedaro H.Khudori menyampaikan dalam tausiahnya. Menyantuni anak yatim, adalah sudah tradisi yang dianjurkan para ulama terdahulu.
“Setiap bulan Asyura’ 10 Muharram dianjurkan menyantuni anak yatim. Kemudian mengusap kepala anak yatim salah satu bentuk menghargai, mengasihi, menyayangi serta menyantuninya, semata-mata dilakukan karena Allah SWT. Niscaya akan mendapat 10 kebaikan setiap helai rambut yang diusapnya”, ucapnya. (NJ)