Terkait Diduga Siswi Kelas 2 SD Digilir Oleh Teman Sekolahnya, Kadis Pendidikan Bungo Angkat Bicara

BUNGO, PERISTIWA735 Dilihat

NARASIJURNAL.COM, Bungo, – Terkait adanya dugaan perbuatan tercela yang melibatkan 4 bocah siswa Sekolah Dasar (SD), melakukan pelecehan seksual kepada siswi, sebut saja Nia (Bukan nama sebenarnya,-red) (8) yang masih duduk dibangku kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Bungo-Jambi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bungo Masril angkat bicara mengenai kejadian memilukan ini, yang sudah mencoreng nama baik dunia pendidikan yang seharusnya, tidak terjadi di wilayah lingkungan lembaga pendidikan yang ia pimpin.

Masril menjelaskan, saat dikonfirmasi media narasijurnal.com terkait adanya isu pelecehan seksual yang dialami siswi SD, pihaknya telah turun ke sekolah tersebut, dan memintai keterangan dari pihak sekolah.

“Kita sudah turun langsung ke sekolah itu Senin kemarin, kita meminta penjelasan dari Kepala sekolah dan guru bersangkutan. Keterangan pihak sekolah membantah adanya kejadian pelecehan seksual yang dialami salah satu siswinya di dalam kelas, bahkan adanya tuduhan siswi digilir oleh lelaki 4 teman sekolahnya pada jam istrahat, kejadian itu tidak benar adanya,” jelas Kepsek kepada Kadis.

Selanjutnya, saat dikonfirmasi mengenai adanya salah satu guru yang mengetahui kronologis kejadian tersebut, pasalnya korban mengadukan kejadian apa yang dialaminya kepada gurunya itu. Bahwa dirinya telah diperlakukan tidak terpuji oleh ke 4 lelaki teman sekolahnya. Bahkan seorang guru ini, berusaha menutupi kejadian tersebut, dari hasil pengaduan korban terhadapnya, mirisnya guru ini berusaha mengimingi akan memberikan uang 50 000,- kepada korban, agar korban tidak menceritakan hal tersebut ke orang tuanya.

Disisilain, Kadis mengakui adanya pihak sekolah sempat memberikan diskors selama 1 minggu kepada 4 siswa yang diduga pelaku itu setelah kasus ini beredar. Diskorsnya siswa ini untuk mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan.

“Memang sempat diskors supaya untuk menjaga situasi dan kondisi agar tidak terjadi yang tidak diharapkan. Bukan berarti diskorsnya 4 siswa ini, benar adanya kejadian seperti itu, tidak demikian,” tutur Kadis.

Lanjut Kadis, dari keterangan orang tua korban, untuk memastikan peristiwa ini benar terjadi, pihak korban telah memeriksa bagian kemaluan anaknya di Bidan setempat. Dari keterangan Bidan Desa, memang ada robek dibagian vagina korban, tetapi dari keterangan bidan desa itu tidak bisa memfonis kalau hal itu, dilakukan oleh 4 lelaki siswa yang diduga pelakunya.

Terkait hal ini, telah dilakukan denda adat dan sudah diketahui pihak pemerintah setempat dan nenek mamak, serta dilibatkan Babinkamtibmas. Namun pihak pelaku tidak merasa melakukan perbuatan yang dituduhkan oleh pihak korban, sehingga dari yang diduga pelaku ini tidak mau membayar denda adat yang telah disepakati oleh nenek mamak di Dusun tersebut, karena mereka tidak merasa melakukannya.

“Tugas kita sudah melakuan penyelesaian dan meminta keterangan resmi dari Kepala sekolah dan guru yang bersangkutan. Isu pemerkosaan itu tidak benar, bahwa kejadian itu juga tidak benar terjadi pada jam sekolah. Tinggal pihak korban dan pihak yang diduga pelaku agar kasus ini dilanjutkan keranah hukum saja jika tidak ada ujung penyelesainnya. Itu saran dari saya, karena bukti nyata tidak ada, hanya pengakuan korban yang belum tentu pasti”, kata Kadis. Rabu (11/03/2020).

Terpisah, dari hasil keterangan yang dihimpun dari pihak korban dikediamannya. Anak polos ini menceritakan atas kejadian yang dialaminya, sangat jauh beda dari keterangan pihak sekolah. Pihak korban menceritakan, kejadian saat jam istrahat sekolah di dalam kelas pada jam istrahat pertama sekitar pukul 10.00 wib, (29/02/2020) lalu.

Korban, diperlakukan tak terpuji oleh lelaki 4 bocah teman sekolahnya dan berusaha memaksa membuka pakaian korban, bahkan korban sempat diperkosa oleh pelaku.

Atas peristiwa yang dialamainya ini, si korban mengadukannya kesalah satu gurunya. Namun tidak sesuai yang diharapkan korban, malah guru tersebut berusaha menutupi peristiwa tersebut, bahkan sempat dingiming-imingi korban dengan uang 50 000,- dengan maksud agar supaya korban tidak menceritakan kepada orang tuanya.

“Jangan kau ceritakan kejadian ini kepada orang tua kau, bilang kalau ditanya nanti, bilang kalau yang buat orang tua tiri kau, kage aku kasih duit 50 ribu,” ucap bocah polos ini  dengan bahasa Dusunnya, yang di dampingi oleh orang tua korban. (NJ)